KEBANGKITAN KEMBALI
AGAMA BUDDHA DI INDONESIA
PADA ABAD KE XX
Dalam jaman penjajahan Belanda di Indonesia hanya di kenal
tiga agama Kristen Protestan, katolik dan Islam sedangkan agama Buddha tidak
disebut. Hal ini adalah salah satu sikap pemerintahan colonial belanda wakt itu dengan demikian agama Buddha
dapat dikatakan sudah sirna dari bumi Indonesia,tetapi secara tersirat didalam
hati nurani bangsa Indonesia agama Buddha masih tetap terasa antara ada dan
tiada.
Pada jaman pemerintahan colonial belanda didirikan
perhimpunan Theosofi oleh orang –orang Belanda terpelajar. Tujuan dari Theosofi
ini mempelajari tentang inti kebijaksanaan semua agama dan untuk menciptakan
inti persaudaraan yang universal.
Theosofi juga mengajarkan pula kebjaksanaan dari agama Buddha dimana seluruh
anggota Thosofi tanpa memandang perbedan agama juga mempelajari agama Buddha.
Dari ceramah –ceramah dan meditasi yang
diberikan oleh di Jakarta,Bandung,Medan,Yogyakarta,Surabaya dan sebagainya
agama Buddha mulai dikenal dipelajari dan dihayati. Dari sinilah lahir penganut
agama Buddha di Indonesia yang setelah Indonesia merdekan mereka menjadi
pelopor kebangkitan agama Buddha di Indonesia.
Dalam jaman penjajahan Belanda di Jakarta timbul usaha untuk
melestarikan agama Buddha,Khonghucu,dan Lautse yang kemudian melahirkan
Organisasi Samkauw Hwee yang bertujuan untuk mempelajari tiga ajaran tersebut
dari sini pula kemudian lahir penganut agama Buddha yang kemudian pada jaman kemerdekaan bangkit
dan berkembang.
Pada tahun 1932 di Jakarta telahberdiri Internasional Buddhis
Mission bagian Jawa dengan Yosias Van Dienst sebagai Deputy Director General.
Pada tahun 1934 telah diangkat A van der Velde di Bogor dan J.W de Wilt di
Jakarta masing-masing sebagai Asistant Direktor yang membantu Yosiasi Van
Dienst. Di Jakarta pada tahun 1931 terbit majalah Mustika Dharma yang di pimpin
oleh Kwee Tek Hoay. Majalah Mustika Dharma ini memuat tenang pelajaran Theosofi
agama Islam, ajaran Yesus,ajaran Krishnamurti, terutama ajaran Buddha Dharma
itu sendiri, konghucu dan Lautse.Majala Mustika Dharma ini berjasa dalam
menyebarkan Buddha Dharma sehingga agama Buddha dapat diamalkan dalam kehidupan
sehari- hari. Atas perkasa dari Kwee Tek Hoay lahir Organisasi Sam Kauw
organsasi yang mempelopori kebangkitan agama Buddha di Indonesia di samping
Pehimpunan Theosifi Indonesia dan Pemuda Indonesia.
Pada tanggal 4 bulan Maret 1934 bhikhu Narada menginjakan kakinya di pelabuhan
Tanjung Priok,disambut oleh Yosis van Diesnt dan Tjoa Him Hoey serta beberapa
umat Buddha. Bikkhu Narada adalah bikkhu yang pertama datang dari luar negeri
setelah berselang lima ratus tahun. Bikkhu
Narada Thera memberikan ceramah agama Buddha di logi-logi Thosofi dan di
kelenteng-kelenteng di Bogor,Jakarta,Yogyakarta, solo dan Bandung di candi
Borobudur pada tanggal 10 Maret 1934 bikkhu Narada Thera turut hadir dalam
upacara penanaman pohon Bodhi yang dicangkokanya oleh Ir Meertanas dari Budha Gaya India. Kemudian pohon Bodhi yang
kemudian tumbuh besar di candi Borobudur pada tahun 1980 dimatikan karena
merusak bangunan candi. Kemudian duta besar dari Sri Langka menyerahkan lagi
cangkokan pohon bodhi yang ditanam dikawasan luar Candi Borobudur di saksikan
oleh Gubenur Supardjo Rustam. Pohon Bodhi yang sampai sekarang masih tumbuh di
Anuradahapura Sri Langka yang dahulu di bawa oleh Pangeran Mahinda dari India
ke Sri langka.
Java Buddhis Association yang telah menerbitkan majalah Namo
Buddhaya dalam bahasa Belanda yang telah
banyak menarik perhatian dan minat orang –orang cina yang waktu itu telah
menganut agama lain dan telah menganti teradisi serta adat istiadat luluhurnya
dengan kebiasaan barat. Kemudian pada tahun 1932 Kwee Tek Hoay membantu Sam
Kauw Hwee yang anggotanya penganut agama Buddha,Khonghucu dan Lautse.
A).Berikut
ini terdapat catatan singkat kegiatan bhikkhu narada di Indonenesia
1. 4 maret 1934 Bhikkhu
narada mendarat di tanjung priok di sambut oleh rev.yosias van dienst,tuan dan
nyonya thoa hin hoey dan beberapa orang hindu dan keeling.dari tanjung priok
mereka berkendaraan taksi ke prinsenlaan 69 untuk mersantap .setelah itu mereka
berangkat buittenzorg untuk beristrahat ,menumpang di rumah A va velde yang menjadi hoof wartier dari
internasional Buddhist Mission
2. 6 Maret 1934 Bhikkhu
narada mengunjungi museum di Jakarta .di sambut oleh Dr.BOch ,drektur museum
:Dr.Poerbatjaraka ahli huruf kuno yang
mengantar dan memberikan berbagai keterangan. Sebagai tanda syukur atas
penyambutan bikkhu Narada memberikan jubah kuning dan mangko kayu yang bsa
dipakai oleh bikkhu sebagai tempat untuk menerima persembahan makanan. Pukul
setengah dua belas bikkhu Narada datang ke Prinsenlaan 69 untuk berantap dan
kemudian untuk berbincang- birbincang sampai pukul setengah tiga siang. Pukul
setengah lima beliu berangkat untuk melihat Klenteng Toaseblo,dan kemudian
pukul lima berangkat ke Buitenzorg.
3. 7 Maret 1934 diantara oleh
Tuan E.E.Power berangkat ke Bandung dan menginap dirumah Tuan Ong Soe Aan.
4. 8 Maret 1934 memberikan
ceramah di Klenteng Bandung yang didengar oleh kira-kira seribu orang. Selama
hari itu tiada hentinya orang berkunjung dari berbagai Bangsa menemui Bikkhu
Narada
5. 9 Maret 1934 berangkat ke
Yogya diantar oleh Tuan E.E Power dan Ong Soe An.
6. 10 Maret 1934 berangkat ke
Borobudur dimana diadakan ceramah yang mendapat banyak perhatian dari pihak
Indonesia dan Belanda. Dicandi Borobudur Bikkhu Narada menanam satu pohon Bodhi
yang sengaja dibawa ke jawa oleh Ir Meertens yang ketika itu tinggal di Malang
pada tahun sebelumnya telah mengunjungi Buddhagaya dekat Benares.Bikkhu Narada
kemudian berangkat ke Yogya dan malam
harinya memberikan ceramah dalam perkumpulan Theosofi dan mendapat perhatian
besar. Pada waktu itu ada empat orang Belanda tiga wanita satu peria dan
seorang pria Indonesia(S.Mangunkawotjo),ditabiskan menjadi umat Buddha.
7. 11 Maret 1934 berangkat ke
Solo dan memberikan ceramah dirumah sekolah Khong Kauw Hwee dihadapan
murid-murid dan malamnya memberikan ceramah di Klenteng Tin Kok Si yang
dihadirin oleh banyak orang meskinpun
waktu itu turun hujan besar.
8. 12 Maret 1934 kembali ke
Bandung.
9. 13 Maret 1934 menginjungi Kwan Im Tong Bandung
yang diurus oleh para bikksuni. Malam
nya memberikan ceramah di rumah perkumpulan Theosofi Bandung yang juga
mendapatkan banyak perhatian terutaa dari kaum Theosofi.
B).ketika datang berkunjung ke Indonesia pada tahun 1934 bikkhu
Narada baru berusia 35 tahun,namun telah
terjadi seorang Thera(yang berarti telah menjadi seorang bikkhu
sekurang-kurangnya sepuluh than lamanya). Ketika bikkhu Narada sampai di tanjung priok,terlihat beberapa
orang india inggris (britsh indier) menyambutnya dengan berlutu menyembah dan
malah ada juga yang mengeluarkan air mata kerena gembiranya.berkali-kali
seorang Sri Lanka memberi hormat dan berlutut.walapun bhikkhu narada bukan
bhikkhu yang paling tinggan.namun dia akui bahwa beliau merupakan bhikkhu yang
paling terkenal dan di puja di seluruh
Sri Lanka.setiap khotbanya selalu dihadiri oleh banyak orang beliau bisa
berkhotbah dalam satu hari sampai sepuluh kali tanpa merasa telah.harus
dikagumi keuletannya yang luar biasa.Bhikkhu Narada berkhotbah dengan lancar
tanpa membuat persediaan catatan ketika berkhotbah di Kwan Im Tong pada tanggal
20 maret 1934,sesudah hamper satu jam ingin berhenti menanyakan kepada hadiri
bahwa khotbah ini sudah cukup.karena karena banyak orang yang ingin diteruskan.
C).Bhikkhu Narada terlahir di kotahena,suatu dareah pinggiran kota
Colombo,yang peduduknya sebagian besar beragama katolik roma.ayahnya bernama
pabilina de silva.pada waktu lahir beliau dinamakan sumpanapala.pedidikan
dasarnya diperoleh pada sebuah sekolah yang diselenggarakan oleh perkumpulan
peningkatan penegtahuan Kristen di kotathena,dan kemudian beliau masuk
st,Benedict’s college di bruder De La Salle.benih hasrat untuk memasuki sangha
telah ditanamkan oleh sesorang baik ketika duduk di sekolah. Ketika duduk di
sekolah berbahasa Inggris beliu sudah mulai mempelajari syair-syair Sansekerta dibawah bimbingan Yang
Arya Vajranana Maha Nayaka Thera. Beliu juga mengikuti sekolah Minggu pada
Paramananda Vihara di kotahena.
Pada tahun 1929 pada usia 30 tahun,tibalah kesempatan bagi bikkhu Narada
untuk pergi keluar negeri yaitu menghadiri upacara peremian Mulagandhakuti vihara di Sarnat, Benares,India. Dalam karya
Dhamaduta diluar negeri beliu selalu memastika bahwa sejmlah umat Buddha yang
taat sebagai inti terbentuk untuk meneruskan kebaikan yang telah dimulainya.
Bikkhu Narada juga mendirikan organiasasi Buddhis dibeberapa kota Batavia Buddhis association yang didirikan di Jakarta
pada tahun 1934 menyelenggarakan pertemuan-pertemuan di Vihara Avalokitesvara.
Vihara tersebt merupakan Vihara Mahayana pertama yang digunakan untuk
memberikan khotbah kebaktian perayaan Waisak dan Asadha
Bikkhu Narada mengunjngi Indonesia sebanyak 15 kali dalam kurun waktu 49
tahun.Pada kesempatan kunjngan terakhirnya di Indonesia pada bulan Mei 1983
umat Buddha di Indonesia berkesempatan untuk merayakan ulang tahun ke 85
bhikkhu Narada Mahatera. Beliu mengatakan bahwa itu kunjungan beliu yang
terakhir di Indonesia sekalipun demikian beliu akan mengirimkan mettanya kepada
umat Buddha Indonesia. Perpisan dengan beliu merupakan suatu hal sangat
mengharukan ditandai dengan linangan air matapara dayaka,dayika,upasaka para
siswa yang bertahun-tahun mengikuti tuntunan beliu yang bijaksana.
Pada
tanggal 2 Oktober 1983 beliu wafat dalam sia 85 tahun dan disempurnakan pada
tanggal 8 Oktober 1983 dengan suatu upacara suci yang dihadiri oleh prisiden
Sri Langka perdana mentri berserta para pejabat tinggi1000 penjabat tinggi
berserta biarawati serta lebih dari 100.000 umat awam. Sekalipun beliu telah
tiada namun namanya yang indah akan tetapsegar dalam ingatan umat Buddha
Indonesia. Beliulah salah seorang sokonggru kebangkitan kmbali agama
Buddha di Indonesia pada abat XX.
0 komentar:
Posting Komentar