A. PENGERTIAN BELAJAR
Belajar
adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman dan suatu bagian dari sisi
kehidupan manusia. Proses belajar melibatkan siapa yang diajar dan siapa
pengajarnya, sedangkan apa yang kita harapkan dari belajar adalah memperoleh
sesuatu yang baru dan menarik. Sesuatu yang baru, orisinil dan unik dapat
merupakan hasil kreatifitas. Oleh karena itu dibutuhkan proses pembelajaran
yang kreatif. Dalam proses belajar
mengajar sangat diperlukan strategi pembelajaran yang sangat baik dan cocok
untuk situasi dan kondisi siswa. Strategi yang sangat cocok dan menarik peserta
didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal dengan nama PAKEM (Pembelajaran
Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan).
Dalam pembelajaran
Model PAKEM, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif dan
kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah,
murah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema mata pelajaran
yang sedang dipelajari siswa. Para guru dapat memilih dan merancang media
pembelajaran alternatif dengan menggunakan berbagai sumber lainnya, seperti
bahan baku yang murah dan mudah di dapat, seperti bahan baku kertas/plastik,
tumbuh-tumbuhan, kayu dan sebagainya, guna memotivasi dan merangsang proses
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
PAKEM adalah sebuah
model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengejakan kegiatan yang
beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada
belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat
bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan dan efektif. Proses
pembelajaran yang kreatif perlu didukung oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Ruang untuk
menciptakan suatu kreativitas
b. Pengajaran yang
kreatif
B.PENGERTIAN PROSES BELAJAR
Secara sederhana proses belajar atau learning process merujuk pada aktivitas individu. Secara teknis para ahli psikologi mencoba memberikan batasan atau definisi yang beraneka ragam, namun semuanya berunjuk pada terjadinya proses perubahan tingkah laku individu.dari definisi diatas kita mendapat pemahaman tentang belajar yaitu:
Secara sederhana proses belajar atau learning process merujuk pada aktivitas individu. Secara teknis para ahli psikologi mencoba memberikan batasan atau definisi yang beraneka ragam, namun semuanya berunjuk pada terjadinya proses perubahan tingkah laku individu.dari definisi diatas kita mendapat pemahaman tentang belajar yaitu:
- Bahwa belajar
harus bersifat mengubah individu.
- Bahwa perubahan itu merupakan hasil dari pengalaman.
- Bahwa perubahan itu terjadi dalam prilaku individu yang dengan cara mengolah informasi yang ada dan menerapkannya.
Mengenai proses belajar sudah banyak diungkapan dalam berbagai teori belajar. Dalam urain ini diungkapkan dua kelompok pandangan tentang belajar yakni operant conditioning dan intrumental conseptualisme. Prinsip – prinsip operant conditioning dapat kita pahami dari pandangan dan hasil penelitian skinner [1969 ].menurut skinner [dalam fontana :1981} berpendapat bahwa proses belajar melibatkan tiga tahap sebagai berikut :
a. Adanya rangsangan atau “simulus “ atau situaasi {s} yang dihadapi oleh atau dihadapkan kepada murid.
b. Lahirnya prilaku atau behavior { B }
c. Penguatan atau reinforcement { R } yang mengikuti prilaku yang lahir.
Prinsip instrumental copceptualism dapat kita pahami bruner ( 1966 ).bruner ( dalam fontana :1981 ) melihat prosses belajar dari konsepsi psikologi kognitip. Menurut pandangan bruner ( 1966 ) proses belajar bukanlah semata – mata lahir dari prilaku yang disebabkan adanya rangsangan yang diperkuat atau diperlemah oleh “ penguatan “ akan tetapi merupakan proses aktip dimana seseorang menyimpulkan prinsip – prinsip dan hukum atau kemudian mengetesnya.
Dengan kata lain, belajar bukan hanya aktifitas yang sedang terjadi pada diri individu akan ttetapi merupakan sesuatu yang terjadi atas usaha individu sendiri dengan cara mengelolah imformasi yang ada dan menerapkannya.
Jika terlihat lebih jauh dua kelompok pandangan tersebut berbeda dalam hal skinner (1969 ) kurang memberi tekanan pada potensi individu sedangkan bruner (1966) justru memberikan tekanan pada potensi individu. Kedua pandangan tersebut sebenarnya tidak saling bertentangan ,malah saling mengisi .menurut konsepsi instrumental conseptualism proses belajar meliputi tiga jenis aktivitas mental sebagai berikut :
1. Pemerolehan informasi,
2. Pengelolaan informasi kedalam benntuk layak untuk diterapkan.
3. Pengetesan dan pengecekan kecukupan { memadai tidaknya } perubahan bentuk imformasi itu.
Menurut bruner ( 1966 ) proses informasi berlangsung dalam tiga bentuk yakni:
1. Bentuk “ enactive “ merupakan proses yang sangat operasional yang tidak menggunakan citra { bayangan } maupun kata – kata tetapi berlangsung dalam bentuk tindakan
2. Bentuk “ Iconic “ merupakan yang sudah lebih maju dalam arti mengunakan bayangan atau imajinasi, meskipun masih belum menggunakan bahasa.
3. Bentuk “ Syimbolik “ merupakan proses yang sudah lebih dari imajinasi yakni sudah menggunakan bahasa. Ini membuat proses belajar lebih abstrak dan luwes.
- Bahwa perubahan itu merupakan hasil dari pengalaman.
- Bahwa perubahan itu terjadi dalam prilaku individu yang dengan cara mengolah informasi yang ada dan menerapkannya.
Mengenai proses belajar sudah banyak diungkapan dalam berbagai teori belajar. Dalam urain ini diungkapkan dua kelompok pandangan tentang belajar yakni operant conditioning dan intrumental conseptualisme. Prinsip – prinsip operant conditioning dapat kita pahami dari pandangan dan hasil penelitian skinner [1969 ].menurut skinner [dalam fontana :1981} berpendapat bahwa proses belajar melibatkan tiga tahap sebagai berikut :
a. Adanya rangsangan atau “simulus “ atau situaasi {s} yang dihadapi oleh atau dihadapkan kepada murid.
b. Lahirnya prilaku atau behavior { B }
c. Penguatan atau reinforcement { R } yang mengikuti prilaku yang lahir.
Prinsip instrumental copceptualism dapat kita pahami bruner ( 1966 ).bruner ( dalam fontana :1981 ) melihat prosses belajar dari konsepsi psikologi kognitip. Menurut pandangan bruner ( 1966 ) proses belajar bukanlah semata – mata lahir dari prilaku yang disebabkan adanya rangsangan yang diperkuat atau diperlemah oleh “ penguatan “ akan tetapi merupakan proses aktip dimana seseorang menyimpulkan prinsip – prinsip dan hukum atau kemudian mengetesnya.
Dengan kata lain, belajar bukan hanya aktifitas yang sedang terjadi pada diri individu akan ttetapi merupakan sesuatu yang terjadi atas usaha individu sendiri dengan cara mengelolah imformasi yang ada dan menerapkannya.
Jika terlihat lebih jauh dua kelompok pandangan tersebut berbeda dalam hal skinner (1969 ) kurang memberi tekanan pada potensi individu sedangkan bruner (1966) justru memberikan tekanan pada potensi individu. Kedua pandangan tersebut sebenarnya tidak saling bertentangan ,malah saling mengisi .menurut konsepsi instrumental conseptualism proses belajar meliputi tiga jenis aktivitas mental sebagai berikut :
1. Pemerolehan informasi,
2. Pengelolaan informasi kedalam benntuk layak untuk diterapkan.
3. Pengetesan dan pengecekan kecukupan { memadai tidaknya } perubahan bentuk imformasi itu.
Menurut bruner ( 1966 ) proses informasi berlangsung dalam tiga bentuk yakni:
1. Bentuk “ enactive “ merupakan proses yang sangat operasional yang tidak menggunakan citra { bayangan } maupun kata – kata tetapi berlangsung dalam bentuk tindakan
2. Bentuk “ Iconic “ merupakan yang sudah lebih maju dalam arti mengunakan bayangan atau imajinasi, meskipun masih belum menggunakan bahasa.
3. Bentuk “ Syimbolik “ merupakan proses yang sudah lebih dari imajinasi yakni sudah menggunakan bahasa. Ini membuat proses belajar lebih abstrak dan luwes.
0 komentar:
Posting Komentar